PGP-1-Kota Padang-Ediruslan-1.1-Aksi Nyata
PGP-1-Kota Padang-Tugas 1.1.a.10-Ediruslan-Aksi Nyata
AKSI NYATA
Oleh: Ediruslan, S.Pd, M.Si
Peserta Pendidikan Guru Penggerak, SMA Negeri 1 Padang
I. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan selalu mengalami perubahan sesuai dengan adanya perubahan zaman. Dengan adanya perubahan ini, maka peserta didik dituntut untuk mengetahui bahwa pengetahuan memang selalu berubah, bagaimana mengetahui perubahan ini, bagaimana menggunakan data base untuk mencari informasi yang baru, bagaimana menyelesaiakn maslaah dengan mengaplikasikan materi yang sudah dipelajari, dan bagaimana bekerja secara kooperatif dengan orang lian untuk menyelesaikan masalah.
Pada pemAbelajaran kimia di sekolah, para pendidik umumnya menggunakan proses pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru. Metode ini tidak dapat merangkum kebutuhan perubahan ilmu pengetahuan diatas karena masih mempunyai berbagai kekurangan. Metode ini menghalangi proses belajar karena menempatan siswa secara pasif di kelas sehingga para pendidik sangat kurang mendapatkan umpan dari siswa selama proses pembelajaran. Selain itu metode pembelajaran pasiv ini membutuhkan pendidik yang efektif serta menempatkan tanggung jawab untuk mengorganisasi dan sintesa terhadap isi materi pembelajaran hanya keada pedidik. Ditambah pula dengan ketidakcocokan metode ini apabila digunakan untuk menjelaskan materi yang terlalu kompleks, detail dan abstrak. Akibatnya hasil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk itu diperlukan suatu metode pembelajaran aktiv yang membuat siswa dapat meakukan banyak hal. Denga mtetode itu, mereka akan menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide dan memecahkan masalah serta mengaplikasikan apa yang baru dipelajari. Salah satu metode pembelajaran siswa aktiv adalah Metode Problem Based Learning (PBL). Dengan PBL, para peserta didik akan diberikan tanggung jawab sepenuhnya untuk mengalami secara langsung proses pembelajaran sendiri, bekerja sama dalam kelompok sehingga secara tidak langsung akan mengajarkan kepada mereka nilai-nilai kebudayaan yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
II. Tujuan Kegiatan
1. Meningkatan aktivitas Siswa dalam belajar
2. Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengaplikasikan materi yang baru dipelajari untuk memecahkan masalah
3. Meningkatkan keterampilan siswa untuk bekerja sama dalam kelomok
4. Meningkatkan keterampilan siswa dalam menghargai perbedaan dalam berpendapat
5. Menciptakan merdeka dalam belajar
III. Tolak Ukur
1. Adanya dokumentasi kegiatan
2. Meningkatnya aktivitas siswa dalam belajar
IV. Linimasa Kegiatan
1. Meminta persetujuan Kepala Sekolah terhadap kegiatan yang akan dilakukan
2. Melakukan test pendahuluan terhadap siswa
3. Mengolah hasil test pendahuluan
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode Problem Based Learning
5. Melakukan evaluasi
6. Mengolah hasil evaluasi
7. Membuat laporan
V. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan ini adalah peserta didik kelas XI MIPA 5 dan XI MIPA 6
VI. Dukungan yang Dibutuhkan
Alat dan Bahan:
1. Silbaus, Promes, Prota, RPP, Modul
2. Kuota internet yang memadai
3. Aplikasi zoom
4. Instrumen kegiatan
VII. Hasil yang Didapatkan
Sebelum kegiatan dimulai terlebih dahulu dilakukan test pendahuluan terhadap siswa untuk melihat tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang akan diberikan. Dari hasil est endahuluan yang dilakukan terhadap dua kelas yakni sekitar 72 orang siswa didapatkan rata-rata nilai anak sebesar 60,2. Masih jauh dari KKM SMA Negeri 1 Padang yaitu 80,0.
Untuk mengatasi hal ini maka saya melakukan terobosan dalam pelaksanaan pembelajaran yakni dengan menggunakan metode pembelajaran saintifik model Problem Based Learning. Dal hal ini siswa diberikan permaslaahan , kemudian mereka secara berkelompok memecahkan maslaah tersebut. Urutan kerja kegiatan sudah disediakan dalam lembar kerja. Di akhir pemeblajaran dilakukan postest. Dari hasil post test didapatkan rata-rata anak tersebut adalah 87,6.
VIII. Pembelajaran yang Didapatkan
Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode PBL ini saya banyak mendapat pengalaman. Pada awalnya semua informasi pembelajaran hanya dari guru saja (teacher centre). Sekarang saya mengubahnya menjadi pembelajaran yang berusat pada siswa (student centre). Disini siswa lebih banyak bekerja dan memikirkan jawaban permasalahan. Kelemahan ini adalah siswa agak malu bertanya melalui zoom jika dibandingkan dengan bertatapan langsung di kelas. Kelebihannya adalah langkah kerja sudah tersedia dalam job sheet yang diberikan sehingga banyak membantu siswa dalam menyelesaiakan pekerjaannnnya. Kemudian juga adanya kerja sama dalam kelompok membuat setiap siswa dapat memainkan perannnya masing-masing serta menghargai keberagaman.
IX. Rencana Perbaikan
Untuk mengatasi siswa yang malu bertanya, maka guru akan lebih sering bertanya padasiswa tentang apa yang sedang dikerjakannya. Kemudian juga akan dilkukan pembelajaran tatap muka dengan memperhatikan control kesehatan sesuai protocol Covid-19.
X. Dokumentasi Kegiatan
Gambar. Lembar kerja yang disi oleh siswa
Comments
Post a Comment