PGP-Kota Padang-Angkatan 1-Ediruslan-Koneksi Antar Materi-Modul 3.1.a.8.1
Guru adalah pemimpin pendidikan Indonesia. Seorang guru diharapkan dapat mendorong tumbuh kembang murid secara holistic.Selain itu aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada siswa serta menjadi tauladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Untuk dapat menjalankan fungsinya, seorang guru mesti punya kompetensi kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) yang mencakup komunitas praktis, pembelajaran social dan emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai dengan perkembangan murid serta kompetensi lain dalam pengembangan diri dan sekolah.
Dalam hal pengambilan keputusan, Ki Hajar Dewantara telah mengeluarkan pratap Triloka : ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso dan tutwuri handayani. Dengan ing ngarso sung tulodo, seorang guru aka mengambil keputusan yang dapat memberi tauladan bagi anak didiknya. Dengan ing madyo mangun karso, seorang guru akan mengambil keputusan yang dapat membangun kemauan anak didiknya. Begitu pula dengan tut wuri handayani. Dengan semboyan ini seorang guru akan mengambil keputusan yang dapat mendorong semangat anak didiknya dalam menggapai sesuatu.
Ketika akan mengambil sebuah keputusan yang penting, seorang guru tentu akan mengalami hal berat dri waktu ke waktu. Guru akan menemukan banyak pertentangan nilai-nilai kebajikan yang mendasari seperti: cinta dan kasih saying, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup
Secara umum ada pola model atau paradigm yang terjadi pada situasi dilemma etika yang dikategorikan seperti dibawah ini:
1. Individu melawan masyarakat
Ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sekelompok yang lebih besar dimana individu itu menjadi bagiannya. Bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain.
2. Rasa keadilan melawan rasa kasihan.
Ada pilihanuntuk mengikuti aturan sepenuhnya atau tidak. Memberikan perlakuan yang adil bagi semua orang atau membuat pengecualian karena kemuahan hati dan kasih saying.
3. Kebenaran melawan kesetiaan
Kita perlu memilih antara berlaku ujur atau berlaku setia (tanggung awab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur dalam menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita akan menjunjung tinggi nilai kesetiaan pada profesi, kelompo tertentu atau komitme yang telah dibuat sebelumnya.
4. Jangka pendek melawan jangka panjang
Kita harus memilih antara yang kelihatannya baik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang.
Dalam pelaksanaan pendidikan guru penggerak, seorang guru penggerak akan selalu didampingi oleh guru pendamping dan fasilitator. Disini terjadi proses coaching antara pendamping dan fasilitator sebagai coach dan guru pengerak sebagai coachee. Coaching merupakan salah satu metode pengembangan sumber daya manusia, coaching dapat dilakukan pada Entrepreneur, pemilik usaha, perusahaan, profesional, sekolah, universitas, lembaga lembaga pendidikan non formal lain serta individu yang sedang bertransisi dalam memperbaiki, mengembangkan, mencari solusi, menciptakan, merencanakan sesuatu dalam kehidupan maupun pekerjaannya.
Definisi coaching sendiri adalah bentuk kemitraan bersama klien (Coachee) dengan proses yang memprovokasi pemikiran (menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran) dan proses kreatif yang menginspirasi mereka dalam memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya
Berikut ini adalah beberapa manfaat coaching :
1. Coaching dapat mengeluarkan potensi diri seseorang, Dalam proses coaching seorang coach akan membantu untuk memprovokasi pemikiran coachee (orang yang di coaching) sehingga coachee akan berfikir dan mendapatkan solusi atas permasalahan yang dimilikinya.
2. Coaching dapat membantu pengambilan keputusan, Saat coachee memiliki beberapa opsi pilihan keputusan dalam proses coaching, coach akan membawa coachee untuk berfikir melalui beberapa perspektif, dimana coachee akan berfikir pilihan mana yang paling cocok untuk permasalahan yang sedang dihadapinya
3. Coaching sebagai persiapan menghadapi masa mendatang, Coaching
apat membantu coachee untuk menentukan apa yang akan menjadi prioritas dan coancern dalam hidup mereka , sehingga nantinya coachee dapat mempersiapkan sesuatu untuk masa mendatang.
4. Perbaikandan peningkatan performa, kinerja maupun produktifitas, Coaching dapat membantu guru penggerak untuk menentukan metode kerja, menentukan target kerja, rencana kerja dan lain lain
Untuk studi kasus yang berfokus kepada masalah moral dan etika, secara lebih lengkap ada 9 langkah dalam pengambilan keputusan untuk pemecahannya:
1. Mengamati bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini. Disini kita harus mengidentifikasi masalah yang perlu perhatian, kemudian menyaring masalah-masalah yang betul-betul berhubungan dengan dengan aspek moral
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
Kenali ada masalah moral pada situasi ini. Dilema siapakah itu?
3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
Kita memmerlukan data yag lengkap: apa yang terjadi pada situasi itu, bagaimana hal itu terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya.
4. Pengujian atau salah
i. Uji legal: apakah dilemma etika itu menyangkut aspek elanggaran hukum
ii. Uji regulasi/ standar professional: apakah ada pelangaran peraturan atau kode etik
iii. Uji Intuisi: apakah yang salah dengan situasi ini.
iv. Uji halaman depan Koran: apakah yang kita rasakan apabila keputusan dipublikasikan di halaman depan Koran
v. Uji pantan/ idola: apakah yang akan dilakukan seseorang idola yang sangat bijaksana ketika menghadapi situasi ini
5. Pengujian paradigma benar lawan benar
Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma manakah yang terjadi pada situasi ini?
a. Individ lawan masyarakat
b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan
c. Ebenaran lawan kesetiaan
d. Jangka pendek lawan jangka panjang
6. Melakukan prinsip resolusi
Dari ketiga penyelesaian dilemma, maa yang akan dipakai?
-berpikir berbasis hasil akhir
-berpikir berbasis peraturan
Berpikir berbasis rasa peduli
7. Investigasi opsi trilema
Mencari opsi diantara dua opsi. Apakah ada cara berkompromi dengan situasi ini. Atau adakah cara yang lebih kreatif yang tidak terpikirkan sebelumnya?
8. Membuat keputusan. Perlu keberanin moral untuk melakukannya
9. Melihat lagi keputusan yang sudah diambil , kemudian merefleksikannya sehingga bias menjadi pelajaran bagi kasus-kasus berikutnya.
Dalam pengambilan keputusan tentu saja saya mengalami kesulitan karena masalah lamanya jam tayang saja. Kalau sudah biasa melakukan, insyallah akan menjadi lancar. Apabila seorang guru atau peimpin pembelajaran tepat dalam mengambil keputusan, tentu akan mempengaruhi masa depan para siswanya. Jadi, mesti hati-hati dalam mengambil keputusan. Dengan pengambilan keputusan yang tepat, sorang guru akan dapat menenrapkan embelajaran yang berpihak pada siswa sehingga memenuhi filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantor yakni: ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani.
Pak edi Ruslan, memahami dan menguasai materi materi tentang topik kita.
ReplyDelete