KONEKSI ANTAR MATERI -PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 Oleh: Ediruslan, S.Pd., M.Si

Pak Budi adalah seorang guru kimia di sebuah SMA di kota Padang. Dia baru dua tahun mengajar di sekolah ini. Berbagai pengalaman menarik telah dialaminya dalam proses pembelajaran di kelas. Ada suka , ada juga duka. Dia bahagia ketika anak-anak berhasil megerjakan latiahn yang diberikannya, namun juga bersedih ketika beberapa anak dapat mengerjakan sama sekali.Sebenarnya ada apa dengan pak Budi?

Bagi pembaca yang berprofesi sebagai pendidik seperti Pak Budi, ada baiknya Anda mengingat kembali satu per satu peserta didik ketika berada di dalam kelas. Bagaimana karakteristik mereka? Bagaimana pula gaya belajar mereka? Apa minat mereka? Iapakah yang memiliki keterampilan menghitung paling baik? Siapa pula yang sebaliknya? Siapa yang menykai bekerja dalam kelompok? Siapakah yang malah suka menyendiri? Siapakah yang level keterampilan membacanya paling tinggi di kelas? Siapakah mereka yang masih perlu di bantu untuk memahami bacaan? Siapakah yang lebih senang berbicara?

Sepeti halnya Pak Budi, guru dihadapkan pada keberagaman yang banyak sekali bentuknya. Mereka secara terus-menerus menhadapi tantangan yang beragam dan kerap kali harus melakukan banyak hal dalam satu waktu. Berbagai usaha pun mereka lakukan untuk memastikan setiap murid di kelas sukses dalam proses pembelajarannya. Berdasarkan kisah ini, guru memerlukan suatu kiat yang sangat jitu agar permasalahn di kelas dapat diatasi sehingga murid terpenuhi kebutuha belajarnya?

Pernahkah mendengar tentang pembelajaran berdiferensiasi? . Menurut Tominson (2020), pemeblajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menysuaikan proses pembelajaran di kelas agar setiap murid terpenuhi kebutuhan belajarnya. Pembelajarn berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan berbagai cara yang berbeda untuk mengajar puluhan murid. Bukan pula dengan cara memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat dari yang lain. Bukan pula untuk mengelompokan murid yang pintar denga yang kurang pintar. Lalu, apa dong?

Ada beberapa ciri pembelajaran berdiferensiasi.

1.       Mencipatakn lingkungan belajar yang mengundang minat siswa untuk belajar dan bekerja keras dan memastikan bahwa setiap murid tahu aka nada dukungan  buat mereka selama proses pembelajarn

2.       Adanya kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang jelas

3.       Adanya penilaian yang berkelanjutan

4.       Selalu menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid

5.       Mempunyai manajemen kelas yang efektif.

Apabila kelima ciri ini sudah ada di kelas Anda,maka Anda sudah menerapka pembelajaran berdiferensiasi.

                Agara dapat melaksanakan pembelajarn berdiferensiasi, seorang guru perlu memetakan kebutuhan belajar setiap muridnya di kelas. Pemetaan kebutuhan ini dapat diihat dari tiga aspek:

1.       Kesiapan belajar murid

2.       Minat murid

3.       Profil belajar murid

                Mari kita lihat satu per satu. Kesiapan belajar murid adalah kapasitas untuk mencapai materi pembelajaran yang baru. Kesiapan belajar ini dapat dilihat dari berbagai perspektif:

a.       Konkret-abstark

b.      Sederhana-kompleks

c.       Terstruktur-open ended

d.      Tergantung-mandiri

e.      Lambat-cepat

Kesiapan belajar ini memberikan informasi apakah pengetahuan atau keteramplan yang dimiliki murid saat ini sudah sesuai dengan pengetauan atau keterampilan yang akan diajarkan.

                Selain kesiapan belajar, minat murid juga mempengaruhi kesuksesan dalam pembelajaran di kelas. Minat akan menjadi motivator sehingga murid akan terlibat secara aktif di kelas. Selain minat murid, profil belajar murid juga mengambil peran yang sangat pnting.

                Menurut Hackett (2018), propfil belajar murid merupaka suatu pendekatan yang disukai oleh murid untuk belajar yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada murid belajar secara natural dan efisien.

                Berdasrkan emaparan diatas maka perlu dikembangkan proses pembelajaran  yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Ingat kembali pesan pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara,’ Setiap anak adalah berbeda. Merka juga punya kebutuhan berbeda. Pendidikan tidak mengubah identitas mereka, tapi mengupayakan agar identias mereka itu dikembangkan secara optimal  agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya sebagai individual dan masyarakat Indonesia”

Comments

Popular posts from this blog

PERSAMAAN TERMOKIMIA

TEORI ATOM DALTON

DAMPAK PEMBAKARN BAHAN BAKAR